Beliau bernama Pangeran Antasari
yang lahir di Kasultanan Banjar pada tahun 1797 beliau adalah seorang
sultan banjar yan gmenyandang gelar Panembahan Amirudin Khalifatul
mukminin. Ini adalah nama yang diberikan setelah beliau menjadi seorang
sultan, sewaktu masih muda, beliau mempunyai nama Gusti Inu Kartapati.
Selain menjadi seorang pemimpin suku Banjar, beliau juga merupakan seorang pemimpin suku Ngaju, Maanyan, Siang, Sihong, Kutai, Pasir, Murung, Bakumpao dan beberapa suku lainnya
di kawasan dan daerah pedalaman sepanjang sungai barito. Ia merupakan
seorang pemjmpin yang mempunyai dedikasi penuh sabagai seorang pewaris
kesultanan banjar. Ia mempunyai slogan “Hidup untuk Allah dan mati untuk
Allah”Seluruh rakyat, pejuang-pejuang, para alim ulama dan
bangsawan-bangsawan Banjar; dengan suara bulat mengangkat Pangeran
Antasari menjadi “Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin”, yaitu
pemimpin pemerintahan, panglima perang dan pemuka agama tertinggi.
Tidak ada alasan lagi bagi Pangeran Antasari untuk berhenti berjuang, ia
harus menerima kedudukan yang dipercayakan oleh Pangeran Hidayatullah
kepadanya dan bertekad melaksanakan tugasnya dengan rasa tanggung jawab
sepenuhnya kepada Allah dan rakyat.Saat perang banjar pecah, pangeran
antasari dengan 300 prajuritnya menyerang tambang batu bara milik
Belanda. pertempuran berkecamuk antara pasukan Khalifatul Muminin dengan
pasukan Belanda.
Setelah berjuang di tengah-tengah
rakyat, Pangeran Antasari kemudian wafat di tengah-tengah pasukannya
tanpa pernah menyerah, tertangkap, apalagi tertipu oleh bujuk rayu
Belanda pada tanggal 11 Oktober 1862 di Tanah Kampung Bayan Begok,
Sampirang, dalam usia lebih kurang 75 tahun. Menjelang wafatnya, beliau
terkena sakit paru-paru dan cacar yang dideritanya setelah terjadinya
pertempuran di bawah kaki Bukit Bagantung, Tundakan. Perjuangannya
dilanjutkan oleh puteranya yang bernama Muhammad Seman
0 comments:
Post a Comment