Prof. Dr. Ir. Herman Johannes, sering juga ditulis sebagai Herman Yohannes atau Herman Yohanes (lahir
di Rote, NTT, 28 Mei1912 – meninggal di Yogyakarta, 17
Oktober 1992 pada umur 80 tahun) adalah cendekiawan, politikus,
ilmuwan Indonesia, guru besarUniversitas Gadjah Mada (UGM), dan Pahlawan Nasional Indonesia.
Sekitar bulan Oktober 1946 Herman
Johannes menyelesaikan studinya di STT Bandung di Yogya yang kemudian
menjadi cikal bakal Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada di mana dia
termasuk salah satu perintisnya. Herman Johannes banyak mengabdikan
dirinya kepada kepentingan negara dan bangsanya, terutama rakyat kecil.
Meski lebih banyak dikenal sebagai pendidik dan ilmuwan, Herman Johannes
tercatat pernah berkarier di bidang militer.
Keahlian Herman Johannes sebagai fisikawan dan kimiawan ternyata berguna untuk memblokade gerak pasukan Belanda selama clash I dan II. Januari 1949, Kolonel GPHDjatikoesoemo meminta Herman Johannes bergabung dengan pasukan Akademi Militer di sektor Sub-Wehrkreise 104
Yogyakarta. Dengan markas komando di Desa Kringinan dekat Candi
Kalasan, lagi-lagi Herman Johannes diminta meledakkan
Jembatan Bogem yang membentang di atas Sungai Opak. Jasanya di dalam
perang kemerdekaan membuat Herman Johannes dianugerahi Bintang
Gerilya pada tahun 1958 oleh Pemerintah RI.
Herman Johannes adalah sepupu Pahlawan
Nasional Dr. Wilhelmus Zakaria Johannes. Herman Johannes meninggal dunia
pada 17 Oktober 1992 karena kanker prostat. Nama Prof Herman Johannes
juga diabadikan menjadi nama jalan yang menghubungkan Kampus UGM dengan
Jalan Solo dan Jalan Jenderal Sudirman di kota Yogyakarta.
0 comments:
Post a Comment