Friday, January 18, 2013

Raden Ajeng Kartini/ Ibu Kartini

Biografi Raden Ajeng Kartini Biografi Raden Ajeng Kartini | Ibu KartiniKini, pahlawan yang akan saya bahas mungkin sudah cukup familiar di telinga anda, mengapa? Karena kiprah beliau sampai saat ini jug masih menggema dan mengaung sepanjang masa di mata para wanita. Beliau adalah Raden Adjeng Kartini atau yang lebih kit kenal dengan ibu kartini. Beliau lahir di Jepara tanggal 21 April yang sekarang sering kita peringati sebagai hari kartini, ya itu lah tanggal di mana ibu kartini di lahirkan, sehingga kita sering memperingati hari kartini tersebut tepat tanggal 21 April, dimana biasanya banyak orang yang memperingati hari kertini tersebut dengan berbagai cara yang unik dan menarik seprti memakai kebaya dan lain sebagainya.
Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada
teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa.
Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judulMax Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini diSemarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun,Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Setelah Kartini wafat, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Jawa dan Sunda.
Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Kartini menulis ide dan cita-citanya, seperti tertulis: Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht, Zelf- vertrouwen dan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Surat-surat Kartini juga berisi harapannya untuk memperoleh pertolongan dari luar. Kartini mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami. Bagi Kartini, lengkap sudah penderitaan perempuan Jawa yang dunianya hanya sebatas tembok rumah.

0 comments:

Post a Comment