Friday, January 18, 2013

Pahlawan Nasional Cut Nyak Dhien

Biografi Pahlawan Nasional Cut Nyak Dhien Biografi Pahlawan Nasional Cut Nyak DhienPahlawan nasional berikutnya yang akan kita bahas adalah, seorang pahlawna wanita yang berjuang jugamelawan penjajahan di daerah nangroe aceh darusalam. Ia bernama Cut nyak Dhien yang lahir di Sumedang 6 November 1908. Beliau adalah salah seorang pahlawan nasional indonesia yang melawan penjajahan belanda di Aceh pada waktu itu.
Teuku Umar, salah satu tokoh yang melawan Belanda, melamar Cut Nyak Dhien.Setelah pernikahannya dengan Teuku Umar, ia bersama Teuku Umar bertempur bersama melawan Belanda. [2][3] Ia akhirnya ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Pada masa kecilnya, Cut Nyak Dhien adalah anak yang cantik.[2]Banyak laki-laki yang suka pada Cut Nyak Dhien dan berusaha melamarnya.
Cut Nyak Dhien dan bayinya akhirnya mengungsi bersama ibu-ibu dan rombongan lainnya pada tanggal 24 Desember 1875.
Hal ini membuat Cut Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah akan menghancurkan Belanda.
Teuku Umar, tokoh pejuang Aceh, melamar Cut Nyak Dhien. Pada awalnya Cut Nyak Dhien menolak.
Nantinya, Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar memiliki anak yang diberi nama Cut Gambang.
Pada tanggal 30 September 1893, Teuku Umar dan pasukannya yang berjumlah 250 orang pergi ke Kutaraja dan “menyerahkan diri” kepada Belanda. Bahkan, Cut Nyak Meutia datang menemui Cut Nyak Dhien dan memakinya.Namun, Teuku Umar masih terus berhubungan dengan Belanda. Ketika jumlah orang Aceh pada pasukan tersebut cukup, Teuku Umar melakukan rencana palsu pada orang Belanda dan mengklaim bahwa ia ingin menyerang basis Aceh.
Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien pergi dengan semua pasukan dan perlengkapan berat, senjata, dan amunisi Belanda, lalu tidak pernah kembali. Teuku Umar yang mengkhianati Belanda menyebabkan Belanda marah dan melancarkan operasi besar-besaran untuk menangkap baik Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar.Belanda lalu mencabut gelar Teuku Umar dan membakar rumahnya, dan juga mengejar keberadaannya.
Dien dan Umar terus menekan Belanda, lalu menyerang Banda Aceh (Kutaraja) dan Meulaboh (bekas basis Teuku Umar), sehingga Belanda terus-terusan mengganti jendral yang bertugas

0 comments:

Post a Comment